Pemberdayaan Masyarakat Lokal Dalam Pengembangan Potensi Ulos Ragi Hotang di Desa Meat Kecamatan Tampahan Kabupaten Toba
DOI:
https://doi.org/10.56910/gemawisata.v21i3.858Keywords:
Community Empowerment, Ulos Ragi Hotang, Meat Village, Cultural Tourism, Digital MediaAbstract
This study examines community empowerment in the development of Ulos Ragi Hotang in Desa Meat, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba. Ulos Ragi Hotang is a cultural heritage of Batak Toba, rich in philosophical and historical meaning, with great potential as a creative economy product. The focus of this research is on the forms and strategies of community empowerment to preserve cultural heritage, increase economic added value, and support Desa Meat as a cultural tourism destination. The research uses a qualitative descriptive approach with data collection through observation, in-depth interviews with local weavers, traditional leaders, Pokdarwis managers, and the Tourism Department, as well as field documentation. The results show that empowerment is carried out through the improvement of weaving skills, community-based weaving groups, and training in production and marketing. Empowerment strategies include traditional marketing, digital promotion, strengthening tourism village institutions, product branding development, and involving the younger generation. Supporting factors include local cultural wealth and government support, while challenges include low digital literacy and limited market access. This study concludes that local community empowerment plays a significant role in the preservation of Ulos Ragi Hotang and creates sustainable creative economic opportunities, while also strengthening the cultural identity of Batak Toba.
References
Anshori, M. (2022). Tantangan globalisasi terhadap budaya lokal di Indonesia. Jurnal Sosial Humaniora, 14(1), 88–99.
Endah, R. (2020). Pemberdayaan masyarakat desa dalam perspektif UU Desa No. 6 Tahun 2014. Jurnal Pembangunan Desa, 5(2), 23–31.
Friedmann, J. (1992). Empowerment: The politics of alternative development. Oxford: Blackwell.
Gao, W. (2020). Membangun merek produk budaya di pasar internasional: Studi film Hollywood di Tiongkok. Jurnal Pemasaran, 86–105.
Geertz, C. (1992). Tafsir kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.
Hariati, & Purwarno. (2024). Representasi simbolis ulos dalam budaya Batak: Perspektif ekolinguistik. Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris, 935–948. https://doi.org/10.25134/erjee.v12i3.10261
Kartasasmita, G. (1996). Pembangunan untuk rakyat: Memadukan pertumbuhan dan pemerataan. Jakarta: CIDES.
Kristiana, Y., Pakpahan, R., & Mulyono, S. T. (2019). Pengembangan pariwisata berbasis masyarakat di kawasan Seberang Kota Jambi (Sekoja). Prosiding Konferensi Nasional PKM-CSR, 2, 1047–1053. https://doi.org/10.37695/pkmcsr.v2i0.274
Lubis, N., & Siahaan, Y. A. (2022). Implementasi pengembangan masyarakat berbasis kearifan lokal tenun ulos Batak di Desa Adat Ragi Hotang Meat Kecamatan Tampahan Kabupaten Toba. Jurnal Pendidikan dan Konseling, 1032–1038.
Mutiah. (2024). Strategi pengembangan desa wisata Kampoeng Nopia-Mino untuk meningkatkan perekonomian masyarakat (Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta).
Naibaho, W., Nurcahyanto, H., & Marom, A. (2023). Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan desa wisata. E-Journal UNDIP, 2, 2–35.
Ryan, D. (2016). Understanding digital marketing. London: Kogan Page.
Suansri, P. (2003). Community-based tourism handbook. REST.
Sugiyono. (2017). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharto, E. (2005). Pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.